Wednesday, February 16, 2011

Katakan Cinta...

Kawan,
saat engkau bangun pagi ini,
sudahkah engkau katakan cinta bagi orang-orang terdekat:
Isteri atau suami? ibu, bapak, datuk, Nnnek, adik, kakak, abang dan kerabatmu?

Belum,
mungkin itu jawabmu.
Kerana di keluargamu tak ada budaya mengatakan cinta.
Hingga kekok terasa bila harus mengungkapkannya.

Terburu-buru,
barangkali itu katamu.
Sedang pagi hari semua harus ke tampat kerja dan ke sekolah,
berpacu dengan waktu.
Mana sempat bilang I Love U?

Kawan,
saat bertemu dengan para sahabat hari ini,
sudahkah engkau sampaikan cinta bagi mereka?
Semua orang dekat baik di mata maupun di hati?
Semua orang dekat baik kerana darah maupun pertalian aqidah?

Tidak!
Mungkin begitu tangkismu.
Kebersamaanmu dengan mereka lebih kerana tuntutan kerja dan aktiviti,
mungkin itu jawabnya.

Tak biasa!
Barangkali demikian kau katakan.
Nah, perbualan dan jalan bersama sudah menunjukkan cinta.
Hingga ia tak harus diuntai dalam kata.
Sedang sikap dan perhatian lebih menunjukkan rasa yang kau punya untuk mereka.

Bisa jadi demikian halnya.
Namun, alangkah indah jika engkau renungkan sabda kekasihNya.

Dari Abu Karimah Al Miqdad bin Ma'dikariba ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Apabila seseorang mencintai saudaranya, beritahukanlah kepadanya bahawa ia mencintainya” (HR Abu Daud)

Dari Anas ra, ia berkata: Ada seorang lelaki duduk di hadapan Nabi SAW, kemudian ada seseorang yang lewat di situ, lalu orang yang duduk di hadapan Nabi berkata: “Ya, Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang itu.”

Nabi SAW bertanya: “Apakah kamu sudah memberitahukan kepadanya?”

Dia menjawab: “belum.”

Beliau bersabda: “Beritahukanlah kepadanya!”

Kemudian dia menemui orang itu dan berkata: “Sesungguhnya saya mencintaimu karena Allah.”

Orang itu menjawab: “Semoga kamu dicintai oleh Zat yang menjadikanmu mencintaiku keranaNya” (HR Abu Daud)

Kawan,
pernahkah engkau mengunjungi kerabat,
saudara dan sahabat,
hanya kerana engkau ingin mengunjunginya?
Semata-mata kerana ingin menjalin tali cinta?

Tak sempat.
Mungkin jadi seperti itu alasanmu.
Terlalu banyak pekerjaan dan urusan yang tak mungkin ditinggalkan.

Kawan,
pernahkah engkau menghubungi 'hanya' untuk sekedar bersilaturahmi?
Sekedar menyapa, mendengar suara di seberang sana dan menanyakan khabarnya?

Ah, tak sempat nak fikir.
Dapat pula itu ungkapmu.
Sedang masih banyak nombor lain yg berkewajiban menunggu untuk dihubungi.

Mungkin ada baiknya,
jika engkau dengar sabda Sang Nabi tentang ini.

Dari Abu Hurairah ra, dari nabi SAW, beliau bersabda: “Sesungguhnya ada seseorang akan berkunjung ke tempat saudaranya yang berada di desa lain, kemudian Allah ta'ala mengutus malaikat untuk mengujinya.

Setelah malaikat itu berjumpa dengannya ia bertanya: “Hendak kemanakah kamu?”

DIa menjawab: “Saya akan berkunjung ke tempat saudaraku yang berada di desa itu.”

Malaikat bertanya lagi: “Apakah kamu merasa berhutang budi padanya sehingga merasa perlu mengunjunginya?

Lelaki itu menjawab: ”Tidak. Aku mengunjunginya semata-mata kerana aku mencintainya kerana Allah ta'ala."

Malaikat kemudian berkata: “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk menjumpaimu, dan Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu kerana Allah (HR Muslim)

Kawan,
sudahkah kau jabat tangan saudaramu ketika bertemu?
Sudahkah kau peluk keluargamu hari ini?

Pasti,
seperti itu barangkali kau sampaikan.
Kerana itu telah menjadi kebiasaan masyarakat.

Bukan, sahabat!
Kerana ia adalah sesuatu yang disunnahkan.
Menjadi penggugur dosa para pelakunya.
Mewujudkan cinta para penghasungnya.
Semoga berita yang dibawa sahabat dari sang pembawa risalah meneguhkanmu.

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Nabi SAW mencium Al Hasan bin Ali ra, kemudian Aqra' bin Habis berkata: Sesungguhnya saya memiliki sepuluh anak, tetapi saya tidak pernah mencium seorang pun dari mereka.” Maka Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa tidak mengasihi ia tidak akan dikasihi.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari 'Aisyah ra, ia berkata: “Zaid bin Haritsah dtang ke Madinah dan Rasulullah SAW sedang berada di rumahku, kemudian ia datang dan mengetuk pintu, lantas Nabi bangkit dan menarik kainnya, serta memeluk dan menciumnya.” (HR Turmudzi)

Dari Al Barra' ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “ Dua orang Islam yang bertemu kemudian mereka berjabat tangan maka dosa kedua orang tersebut diampuni sebelum keduanya berpisah.” (HR Abu Daud)

Kawan,
mengatakan cinta bukanlah larangan,
bahkan ia disunnahkan Al-Mustafa..
engkau tidak harus romantis untuk melakukannya
engkau tidak usah malu karena merasa sudah bukan masanya
kerana cinta tidak mengenal usia.
Bolehlah ia diungkap oleh anak kepada ayah dan ibunya,
Ayah bonda pada si anak,
saudara kepada kerabatnya.
Seseorang pada sahabatnya.
Terlebih bagi pasangan hidupnya.
Kerana cinta adalah bahasa dunia.

Maka,
apa yang menghalangimu mengatakan
'Aku Cinta Padamu' hari ini,
dan menunjukkan kasih sayang
pada keluarga, saudara, kaum kerabat dan sahabat??

No comments:

Post a Comment